Selasa, 08 November 2011

Cara Mengolah atau Meracik Buah Mahkota Dewa

Mahkota Dewa (Phaleria Papuana Fructus) adalah tanaman asli Indonesia. Tanaman mahkota dewa berupa perdu dengan tinggi mencapai 1,5 sampai 2,5 meter. Buahnya lebat berwarna merah sehingga cocok juga sebagai tanaman hias. Habitat asalnya di tanah Papua. Pohon ini pantas dianggap memiliki ‘kesaktian’. Soalnya, berbagai jenis penyakit, dari yang ringan sampai yang berat, bisa disembuhkan dengan buah dari pohon ini. Bahkan, dalam cerita wayang purwa, pohon ini konon begitu dikeramatkan. Pohon ini sangat dihormati. Siapa saja yang berkeinginan untuk memetik buahnya harus menyembahnya terlebih dulu. Para prajurit yang hendak pergi ke medan laga pun harus memakan buahnya agar sehat, kuat, dan selamat.
Sebagian orang meyakini bahwa pohon mahkota dewa memancarkan ‘aura’ yang sangat bagus untuk kesehatan. Ada juga yang percaya bahwa siapa pun yang menanam pohon ini sampai berbuah akan dilimpahi rezeki yang berlimpah.
Kini dengan pemberitaan di media cetak dan elektronik yang terus menerus, masyarakat mulai berlomba-lomba menanam. Di daerah Purworejo, Jawa Tengah hampir semua penduduk punya tanaman ini. Bahkan masyarakat yang tadinya menanam cengkeh atau tanaman lain kini diganti dengan Mahkotadewa.
Sayangnya, masih banyak juga orang Indonesia sendiri yang tidak tahu kegunaan pohon ini dan terbukti saat di aula Departemen Kesehatan digelar acara Seminar Tanaman Obat, kami menyebar questioner ternyata dari 150 peserta ada sekitar 50% yang belum tahu tentang Mahkotadewa.
Jangankan orang awam, banyak ahli pengobatan tradisional pun masih ada yang meragukannya. Alasannya, antara lain, penelitian ilmiah secara klinis mengenai kegunaan pohon ini belum menghasilkan sebuah kesimpulan yang memuaskan. Akibatnya, tidaklah mengejutkan jika di beberapa daerah pohonnya banyak ditebangi karena dianggap hanya sebagai sarang ular. Buahnya pun dibuang begitu saja karena rasanya tidak enak. Hal-hal seperti itu membuat ketersediaan mahkota dewa, yang memang sulit didapat, semakin sulit dipenuhi. Padahal, dari waktu ke waktu, kebutuhan pengobatan alternatif terhadap pohon ini semakin banyak.

Pusaka Para Dewa

Sebagian ahli botani menamai mahkota dewa berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria papuana Warb. var. Wichannii (Val.) Back. Namun, sebagian yang lain menamainya berdasarkan ukuran buahnya yang besar-besar (makro), yaitu Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Sebutan atau nama lain untuk Mahkota dewa cukup banyak. Ada yang menyebutnya Pusaka dewa, Derajat, Mahkota Ratu, Mahkota Raja, Trimahkota. Di Jawa Tengah, orang menyebutnya dengan nama makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat. Nama ini diberikan karena pohon ini mampu mengobati aneka penyakit. Sementara itu, orang Cina lebih suka menyebutnya pau yang berarti obat pusaka. Tidaklah mengejutkan jika beberapa orang pun meng-Inggris-kan namanya menjadi The Crown of GOD.
Nama-nama lain yang sangat bagus itu umumnya dimunculkan berdasarkan khasiat yang dikandung pohon ini. Nama-nama lain itu juga mengandung daya tarik. Begitu hebatnya daya tarik itu sampai-sampai negara lain pun sudah meliriknya. Ini terbukti dengan adanya pesanan ekspor pohon Mahkota dewa ke Singapura. Pesanan ini memang tidak dipenuhi karena sayang sekali kalau sampai negara lain yang mengembangkannya, bahkan lalu mematenkannya.
Meskipun banyak yang memberikan nama berkonotasi bagus kepada pohon ini, ada juga orang yang memberikan nama berkonotasi sebaliknya. Contohnya, di Depok, Jawa Barat, nama lain mahkota dewa adalah buah simalakama. Walaupun cukup mengagetkan, sebutan ini sebetulnya cukup beralasan. Soalnya, bagi penderita suatu penyakit, jika dimakan melebihi takaran, buah mahkota dewa akan menyebabkan efek negatif yang tidak diharapkan, dari sariawan hingga pusing dan mual-mual. Namun, jika tidak dimakan, penyakitnya malah mungkin tidak bisa disembuhkan. Memang, dalam mengonsumsi buah ini, dosis yang benar-benar tepat harus diperhatikan.
Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit berat (seperti sakit lever, kanker, sakit jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, sakit ginjal, tekanan darah tinggi, lemah syahwat dan ketagihan narkoba) dan penyakit ringan (seperti eksim, jerawat, dan luka gigitan serangga) bisa disembuhkan dengan pohon ini. Mahkota dewa bisa digunakan sebagai obat dalam, dengan cara dimakan atau diminum, dan sebagai obat luar, dengan cara dioleskan atau dilulurkan. Melihat begitu banyak penyakit yang bisa disembuhkannya, sebutan Pusaka Para Dewa memang layak disematkan untuk pohon ini.
Sungguh tanaman yang amat ajaib. Tanaman perdu yang dahulu hanya menjadi tanaman kerajaan kini telah menjadi bagian dari tanaman rakyat.

Kaya Kandungan Kimia

Masalah yang mengganjal terhadap pemakaian mahkota dewa sebagai tanaman obat adalah terbatasnya pembuktian-pembuktian ilmiah akan kegunaan pohon ini. Selama ini pembuktian yang ada sebagian terbesar masih berupa pembuktian empiris, pembuktian yang hanya berdasarkan pada pengalaman pengguna.
Literatur-literatur yang membahasnya pun sangat terbatas. R. Broto Sudibyo, Kepala Bidang Pelayanan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, menguatkan keterbatasan literatur ini. Dalam literatur kuno pun, keterangan mengenai mahkota dewa sangat terbatas. Hanya kegunaan biji buah yang bermanfaat sebagai bahan baku obat luar, misalnya untuk obat kudis, yang dibahas.
Dari penelitian ilmiah yang sangat terbatas diketahui bahwa mahkota dewa memiliki kandungan kimia yang kaya. Itu pun belum semuanya terungkap. Dalam daun dan kulit buahnya terkandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Selain itu, di dalam daunnya juga terkandung polifenol.
Seorang ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil membuktikan bahwa mahkota dewa mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan penangkal alergi. Dengan begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian dr. Regina juga membuktikan bahwa mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar.

Aneka Resep Mahkota Dewa

Manfaat mahkota dewa atau Phaleria macrocarpa sebagai tanaman obat telah lama dikenal, namun sebatas untuk obat kulit saja. Mahkota dewa mengandung senyawa alkaloida, plavonoid, polifenol, sapopin, tanin dan minyak atsiri. Tanin berkhasiat sebagai anti tumor. Senyawa plavonoid dapat memperkuat pembuluh darah, anti tumor serta dapat mengatasi diabetes.
Memakan buah mahkota dewa yang masih mentah akan mengakibatkan keracunan dan berakibat buruk pada ginjal. Untuk menjadikan buah mahkota dewa sebagai bahan obat, pada umumnya buah atau cangkang buah harus diiris dan dijemur hingga kering dahulu untuk menghilangkan unsur-unsur racunnya.
Berikut beberapa resep obat yang berbahan buah Mahkota dewa:
1. Ramuan Darah Tinggi
Resep 1
Bahan:
  • Daging buah mahkota dewa kering : 5 - 6 iris
  • Daun sambiloto kering : 10 gram
  • Daun pegagan kering : 15 gram
Cara membuat:
Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal separuh. Saring dan minum 3 kali sehari masing-masing setengah gelas.
Resep 2
Bahan:
  • Daging buah mahkota dewa kering : 5 - 6 iris
  • Daun salam kering : 1 genggam
Cara membuat:
Kedua bahan ditumbuk halus, diayak, lalu dimasukkan ke dalam kapsul. Setiap bahan dimasukkan dalam kapsul terpisah dengan dosis 500 mg per kapsul. Minum masing-masing kapsul, 2 - 3 kali sehari.
2. Ramuan Diabetes Mellitus
Bahan:
  • Daging buah mahkota dewa kering : 5 - 7 iris
  • Daun sambiloto kering : 7 lembar
  • Daun mimba : 3 lembar
  • Daun sendok : 7 lembar
Cara membuat :
Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal separuh. Saring dan minum 3 kali sehari masing-masing setengah gelas.
3. Ramuan Lever
Bahan:
  • Daging buah mahkota dewa kering : 15 gram
  • Daun sambiloto : 7 lembar
  • Daun dewa : 7 lembar
  • Umbi daun dewa : 15 gram
  • Rimpang temu putih : 15 gram
Cara membuat:
Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal 3 gelas. Angkat dan saring. Minum 3 kali sehari masing-masing satu gelas.
4. Ramuan Jantung
Bahan:
  • Daging buah mahkota dewa kering : 5 gram
  • Pegagan : 15 gram
  • Sambiloto kering : 10 gram
  • Daun dewa : 15 gram
Cara membuat:
Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal 3 gelas. Angkat dan saring. Minum 3 kali sehari masing-masing satu gelas.
5. Ramuan Kanker
Bahan:
  • Daging buah mahkota dewa kering : 5 gram
  • Umbi kunyit putih : 15 gram
  • Sambiloto kering : 10 gram
  • Daun dewa : 15 gram
Cara membuat:
Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal 3 gelas. Angkat dan saring. Minum 3 kali sehari masing-masing satu gelas.
Intinya, walaupun teh Mahkota Dewa ini bisa menyembuhkan segala penyakit dengan tanpa efek samping, tidak berarti minum teh ini 1 atau 2 kali langsung sembuh sakitnya, sakit perut langsung hilang, asam urat langsung musnah, darah tinggi langsung pergi, sakit kanker langsung lenyap. Itu tergantung yang di Atas yang memberikan kesembuhan, bisa cepat bisa lama, yang jelas butuh kesabaran dan proses.
Saya rekomendasi minum teh ini selama 3 – 6 bulan rutin, semoga akan benar-benar terasa khasiatnya. Teh natural ini tanpa ada tambahan bahan kimia, jadi aman untuk tua muda, anak-anak dewasa, laki perempuan, silakan dicoba. Sebagai catatan, teh ini tidak cocok buat ibu hamil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar